Yayasan Cakra Mukya Wanantara Gelar Penanaman Bibit Pohon Upakara, Laksanakan Program HIJAUKAN BALI

Ketua Umum Yayasan Cakra Mukya Wanantara, Dr. I Made Pria Dharsana, S.H, M.Hum (tengah kanan) didampingi pengurus menyerahkan secara simbolis bibit pohon upakara kepada Jero Bandesa Adat Soka I Wayan Esiawan (tengah kiri) di Pura Luhur Batu Lumbung, Tabanan

Sementara itu, Prof. Ida Ayu Giriantari selaku ahli bidang Sumber Daya Energi Terbarukan yang juga Wakil Ketua Pengurus Yayasan Cakra Mukya Wanantara menambahkan transisi energi di Bali hendaknya mampu lebih ditingkatkan.

“Saat ini makna tentang transisi energi baru sedikit didengar dan dipahami oleh kalangan masyarakat,” cetusnya.

Karena itu, Yayasan Cakra Mukya Wanantara mengambil inisiatif melalui kajian dengan menginformasikan kepada masyarakat akan makna transisi energi dengan segala agenda, program hingga targetnya di Desa Adat Soka.

“Saya kira kalau melihat kondisi di sini (Desa Adat Soka, red) ya, kemungkinan sumber air di sini bisa dijadikan sumber energi terbarukan, karena cukup besar. Tapi yang jelas, surya (tenaga matahari) sudah pasti bisa menjadi sumber terbarukan disini. Apalagi, Pura Luhur Batu Lumbung setiap perayaan pujawali kelistrikannya kan selalu terbatas, jadi bisa memanfaatkan tenaga matahari untuk energi alternatif,” tuturnya.

“Selain lebih ramah lingkungan, perawatannya juga lebih mudah. Ini kita akan kaji dulu, bagaimana ke depannya Desa Adat Soka bisa memiliki sumber energi terbarukan,” sambung Prof Dayu panggilan akrabnya.

Selain Dr. Made Pria dan Prof. Dayu, kegiatan yayasan yang didirikan oleh Dr. I Gusti Putu Anindya Putra, MSi ini juga turut dihadiri oleh para pakar dan ilmuwan lainnya yang tergabung di Yayasan Cakra Mukya Wanantara, seperti Drs. Komang Paramartha, Ms., Dr. Ir. Oka Suardi, Ir. Putu Dana, Ir. Bali Santono, Ni Luh Wihartini, Guntur AP, SH., Amik, dan Anjarini, SH, MKN, termasuk Staf Ahli Bupati Tabanan Ida Bagus Wiratmaja.

Dengan memperbesar skala informasi yang intensif, ke depan diyakini akan semakin banyak daerah di Bali yang mau peduli dan berminat merealisasikan sumber energi terbarukan. Tentu sebagai hal yang relatif baru bagi kebanyakan masyarakat desa di Bali, untuk melakoni transisi energi tentu bukan aktivitas yang mudah. Maka, penting adanya peran pendampingan dari para ahli dan praktisi dari Yayasan Cakra Mukya Wanantara jelas sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *